Minggu, 24 November 2013

Me-nonaktifkan semua indra untuk yang Bukan Hak


Jika pelangi itu indah, mengapa keindahannya tidak pernah sampai ke bumi? karena bumi tidak berhak atas pelangi, jika pelangi sampai ke bumi, mungkin tidak akan pernah ada pelangi sampai saat ini, karena kemarukan manusia penduduk bumi yang akan berebut keindahan pelangi. mungkin. ya, seperti keindahanmu yang bukan hakku.

Bukankah seseorang baru dikatakan benar-benar hamba Allah yang bertaqwa jika seseorang tersebut telah diuji dan lulus dari ujiannya? ya, untuk menuju kesanan pasti ada jalan yang tidak selalu mulus, namun bagaimanapun tetap harus dijalani. terus berproses dan belajar dan juga tidak menyerah.

Aku pernah merasa sulit untuk menjauh dari seseorang bernama "Dia", namun dengan kesungguhanku dan kesabaran "calon imamku" dan pasti karena kasih sayang Allah padaku, akhirnya aku bisa melewati semua dengan mudah, bahkan sangat mudah dan akhirnya sampai dititik ini. dimana aku akan menjadi "ny. lukman" beberapa bulan lagi (inshaa allah).

Namun beberapa hari ini, aku mendengar berita tidak baik darinya, seseorang yang bernama "Dia" kembali kejaln hitam, aku sedih. aku hawatir kesedihanku ini akan menjadi goncangan untuk hubunganku dengan "calon imamku". aku takut itu terjadi.

Seseorang lagi yang bernama "Nisa", sebut saja begitu. dia sering memberi kabar tentang "Dia", kedekatan Nisa dan Dia mau tidak mau menyeretku kedalamnya, ya meskipun hanya sebagai pendengar. tapi terkadang itu membuatku merasa tidak nyaman. bagaimanapun masih ada ketakutan kalau kalau aku akan merasa apa yang dulu kurasakan. bukan hanya karena aku tidak ingin menyakiti "calon suamiku" tapi lebih dari itu, aku ingin lebih menjaga hatiku, cukup dulu aku merasakan hal yang menurutku menyakitkan, jatuh cinta sendiri dan itu sakit.

Setidaknya untuk sekarang, sedikitpun aku tidak ingin tahu tentang "Dia", sama sekali. sungguh aku sangat ingin merasa netral (kembali), tidak merasa terganggu oleh siapapun dan hal apapun. mengetahui kabar tentangnya sama saja dengan mencongkel luka yang telah mengering. cukup ku kirimkan do'a untuk "Dia" agar segera kembali ke jalan Allah, jalan yang benar, jalan yang baik. ditetapkan iman islam dan semoga bisa menjalin slaturrahmi kembali dengan baik, dengan Ridho Allah dan dengan Ridho suamiku (nanti). aamiin.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam
Allahumma Sholli'alaa Sayyidinaa Muhammad

Ya Allah, Tuhan yang Maha Rohman. yang Maha Membolak-balik hati
Aku yang telah berniat menyerahkan seluruh cintaku dijalan-Mu
Aku mohon ketetapan hati untuk tetap berada dijalan yang Engkau ridhoi

Dengan ini, aku meminta kepada-Mu
Netralkan hatiku dari penyakit hati yang tanpa sadar sudah mengendap lama

Allah yang Maha Bijaksana, non-aktifkan semua indraku untuk hal yang bukan hak, jauhkan keinginan untuk mengaktifkannya kembali
Aku tidak ingin ada hal yang menjadi penghalang ke-Ridhoan-Mu

Jika silaturrahmi yang telah kujali dengan "dia" berdampak tidak baik
Aku mohon jadikan baik, karena Allah yang Maha Baik
Jika silaturrahmi yang terjalin melukai hati orang lain
Lapangkan hati orang tersebut agar bisa menerima jalan-Mu

Allah Yang Maha Cinta, tetapkan hatiku pada orang yang kelak menjadi suamiku
Pantaskan kami untuk bersama agar bisa melaksanakan sunnah Rasul-Mu
Agar sempurna agama kami,
Jadikan kami manusia yang istiqomah dijalan-Mu.

Jadikan keluarga kami nanti menjadi keluarga yang Engkau Ridhoi, keluarga yang , berikan kami keturunan yang sholeh dan sholehah, yang kelak di yaumil akhir bisa memakaikan mahkota diatas kepala kami karena dapat menghafal al-qur'an-Mu.

wa shalallaahu 'alaa khoairi khalqihi muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii ajma'iina wal hamdu lillahi rabbil-'aalamiin.

Senin, 04 November 2013

Untuk Calon Imamku

Story Of Love (Me With "calon" Suami)

kita dipersatukan di arsy oleh Sang Maha Rahim
dipisahkan benar-benar terpisah saat datang ke bumi
kita menjadi berlainan dalam segala hal, suku, bahasa, ibu dan banyak
kemudian dipertemukan lagi dalam keadaan siap
dengan perjalanan yang tidak pernah kita duga

26 Maret 2013 adalah hari kau menyatakan ikrar
ikrar bahwa kau mencintaiku dan ingin hidup bersamaku
aku menerimamu meski bukan karena alasan yang sama
05 Agustus 2013 kau datang menemuiku
aku tau sebenarnya kau malu, itu semua kau bilang demi aku
kau meyakinkanku dengan caramu, kau ingin bersatu denganku

tanpa babibu 12 Agustus 2013
ba'da idul fitri aku datang ke rumahmu bersama mahramku
kau hampir tak percaya aku benar-benar datang
aku datang karena kau berhasil meyakinkanku
dalam hati aku mengucap bismillah dengan mantap
sebelum menyambangi rumahmu.

pulangnya kaupun mengantarku
kau bilang ingin berbalas silaturrahmi ke rumahku
14 Agustus 2013 kau datang kerumahku
kau menghdap ayahku yang terkenal tegas (baca: galak)
tanpa ku sangka ternyata ayah menyampaikan hal yang sangat penting
ayah menantangmu membuktikan keseriusanmu
masih sangat jelas wajah kagetmu saat itu
aku yang mendengar dari dalam juga kaget
tidak menyangka ayah bertindak lebih cepat dari bayanganku
Masyaa Allah, Subhanallah Walhamdulillah Wallahu Akbar

20 Oktober 2013 kamu benar-benar menjawab tantangan ayah
kamu datang bersama orang tua dan saudaramu, aku haru

ternyata kedatanganmu bukan hanya untuk silaturrahmi
tapi juga untuk memintaku dari ayah, kau melamarku
aku kau khitbah, dan sejak hari itu aku calon istrimu
aku bertekad untuk menutup pandangan dari lelaki lain
aku tak ingin menyia-nyiakan pengorbananmu

dan sekarang kita tinggal menunggu waktu
untuk melaksanakan hal yang lebih besar
demi bersatunya "kembali" cinta kita

aku hanya bisa meminta pada Dzat Yang Maha Kasih
untuk menyatukan kita didunia dan akhirat
sebagai bukti cinta kita pada-Nya dan kekasih-Nya
untuk menyempurnakan agama yang kita yakini

Abang Lukman Hakim aku siap...!!!
bismillah, luruskan niat karena ibadah pada Allah

Allah, lancarkan segala urusan kami
sampai hari pernikahan itu tiba
jadikan keluarga kami nanti keluarga yang Kau berkahi
keluarga yang sakinah mawaddah warahmah
aamiin....

Minggu, 03 November 2013

Senja Berganti...

jika ada yang bertanya padaku
"masihkah kau menunggu senja?"
maka aku hanya akan menjawab
"tidak, biarkan senja yang mencariku"

aku lelah menunggu senja
ia hanya datang untuk sesaat
sedang aku harus lama menunggu
ia datang untuk memberi sedikit cerah
lalu redup setelahnya
hingga redup pula harapanku

selamat tinggal senja
jangan berharap aku tetap ada
diam ditempat yang sama untuk menunggumu
kini telah datang dia
yang akan membawaku menuju cerah
bukan hanya sebatas saat kau menemaniku
tapi untuk selamanya

senja, kini kau tak lagi ku bisa tunggu
senja, kau telah berganti....

Jumat, 21 Juni 2013

Muhasabah Be Better




“Pada dasarnya manusia punya “sangat” banyak cara untuk membela dirinya sendiri, baik itu dengan cara yang dapat dikatakan baik ataupun dengan cara yang buruk, cara yang baik seperti mengungkapkan motivasi sebenarnya secara jujur atas apa yang dilakukan dan cara buruk seperti berbohong untuk melindungi diri atau orang lain supaya tidak di judging.”

Percaya atau tidak, orang yang punya masalah lebih baik bermuhasabah diri (introspeksi) dari pada harus bercerita kebanyak orang tentang masalahnya, berharap ada orang yang tahu seperti apa jalan keluar dari masalahnya itu. Jika sudah begitu, jangan heran ketika kamu cerita ke 10 orang maka 100 orang yang akan tahu permasalahn kamu. Ingat dari 10 orang yang kamu ceritakan masalah kamu, maka aka nada 10 jawaban atas masalah kamu, dan pada akhirnya kamu sendiri yang harus  memutuskan harus berbuat apa untuk menyelesaikan masalahmu. Kebayang dong bagaimana ribetnya???

Orang-orang yang kamu ceritakan masalahmu, pasti memiliki motivasi atau tujuan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan masalahmu. Katakanlah mereka “ingin memberikan masukan yang terbaik”, yang terbaik menurut siapa dan untuk siapa? Kan yang baik menurut mereka belum tentu terbaik buat kita juga. Kita atau katakanlah “aku dan kamu” mempunyai latar belakang yang berbeda-beda dan pengalaman hidup yang juga pasti berbeda, so pasti pendapat yang diberikan juga akan berbeda. Itu kenapa bermuhasabah lebih baik. Karena pada saat kita berada pada titik nol-lah kita akan tahu bagaimana seharusnya bersikap dan bertindak yang sesuai kita.

Tidak jarang, orang yang diajak curhat  atau pendengar kita itu akan berpihak pada dirinya. Menjadikanmu “seolah-olah” sama seperti dirinya. Menyelesaikan masalah dengan caranya menyelesaikan masalah, dengan pengelaman yang “seolah-olah” sama dengan pengelaman yang kita curhat-kan. Baiklah katakan permasalahannya mirip, tapi ingat dia bukan kita dan kita bukan dia. Sekalipun permasalahannya sama, tapi hati kita dan hati dia berbeda, cara dia dan cara kita dalam menyelesaikan permasalahan berbeda, cara menyikapi permasalahannya berbeda, dan banyak beda-beda yang lainnya. 

Tapi ini bukan maksud untuk melarang menceritakan masalah kita (red.curhat), terkadang kita memang perlu bercerita dan meminta pendapat dari orang lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Terlebih lagi untuk kaum perempuan yang mempunyai kebutuhan berbicara lebih banyak dua kali lipat dari laki-laki. Nah, alangkah bijaknya orang lain itu adalah orang yang memang tahu betul bagaimana penyelesaian masalahnya, bukan orang yang asal bisa diajak curhat. Bisa fatal akibatnya, karena bukannya masalah kita dapat penyelesaaian malahan akan menambah masalah.

Apapun masalahnya, cobalah untuk menyelesaikannya sendiri dulu. Jika sudah kita coba kita tidak mampu, ceritakan masalahmu pada orang yang tepat. Orang yang tidak berkepentingan atau tidak mempunyai sangkut paut dengan masalahmu sebaiknya tidak mengetahuinya. 

Ada sebuah lagu dari band indie asal Jogja, Captain Jack yang berjudul Pahlawan. Menurutku liriknya bagus untuk para curhatters.
Selalu banyak tangan, tawarkan pertolongan
Namun akhirnya pamrih diharapkan
Rahasia dibagi, dengan mudahnya terbongkar
Kutah butuh pahlawan, ku tak butuh penyelamat hidup
Yang ku butuhkan waktu untuk sembuhkan
Semua luka……

Bahwasannya, pahlawan untuk diri kita ya diri kita sendiri. Kerahkan semua tenaga dan pikiran untuk menyelesaikan permasalahanmu sendiri (terlebih dahulu). Orang lain pasti punya kepentingan atas masalahmu, sebagai bahan obrolan ditengah orang-orang diluar kita mungkin. Bayangkan jika benar terjadi seperti itu, berapa banyak yang kan tahu permasalahan kita.

Percayalah pada kemampuan diri sendiri bahwa kita menyelesaiakan apapun masalah yang datang menyapa. Yakinilah permasalahan itu hanya datang menyapa sesaat, setelahnya akan jadi pelajaran berharga dan sumber power saat kita menghadapi sapaan-sapaan lain didepan yang belum kita temui.

Tuhan menciptakan manusia dengan otak dan hati, pikiran dan perasaan. Itu adalah dua hal yang harusnya bisa saling menyeimbangkan. Berbaik sangkalah pada yang Maha Cinta.

Minggu, 09 Juni 2013

Noberic, 9 Juni 2013
Pukul 13.00

Entah sudah berapa weekend ku habiskan ditempat ini, masih dengan tatanan yang sama seperti sebelum hari ini. bisa dikatakan ini adalah tempat nongkrong favorit anak muda di Kota Noberic. Selain karena harga makanannya pas dikantong, tempatnya juga cozy. Dari tempat ini pengunjung yang datang bisa melihat keramaian kota dari ketinggian. Tempat yang menjadi favorit ku juga untuk menghabiskan waktu luang saat tak ada yang bisa ku ajak bicara. Tak ada yang bisa ku ajak bicara, ya aku seperti sendirian di Noberic.

Dari tempatku duduk, aku dapat menyapu seluruh sudut food court. Mereka bersama pasangannya masing-masing, ada juga yang datang bersama teman bahkan mungkin ada yang datang ketempat ini dengan selingkuhannya. Mungkin. Hanya aku  yang duduk sendirin, ya aku benar-benar sendiri. Aku tidak menunggu kedatangan siapapun.

Dua bangku didepan dari tempat ku duduk ada sepasang remaja putri yang tampak asik mentertawakan entah apa. Aku jadi teringat sahabat-sahabatku, mungkin kalo saja mereka ada disini akupun sedang melakukan hal yang sama seperti mereka.

Tepat dimeja sebelah kananku ada sepasang “sepertinya” kekasih. Mereka tampak sedang memperdebatkan sesuatu. Sayup-sayup ku dengar suara mereka, si cewek seperti sedang memarahi cowoknya. “makannya kamu langsung angkat kalo aku telfon, biar aku ga curiga terus.aku takut kamu kenapa-napa yank”. Cewek itu lalu kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangan yang sejak tadi sibuk menggenggam angin.

Mataku kembali pada pasangan sebelumnya. “Astaga..!!” apa yang sedang dilakukan dua remaja putri dihadapanku sungguh menunjukkan hal yang tidak bermoral. Menjijikan. Cewek yang dandanannya menyerupai lelaki itu mencium bibir cewek yang berpakaian sangat feminim. Tangannya, coba lihat tangan si tomboy berada tepat di gundukan dada si feminim, oh sungguh aku merasa jijik melihatnya. Tidak ada petugas yang menegur??? Tanyaku dalam hati.

Noberic sudah se-homogen ini orang-orangnya, entah dimana letak tata krama yang menjadi ciri Noberic dulu. rasa malu sudah lama menguap rupanya, mungkin sejak makin menjamurnya gedung-gedung tinggi dengan nama dan aktifitas kebarat-baratannya. Oh Noberic yang dulu selalu jadi tujuan untuk hijrah, kini masyarakatnya malah menjadi jahil.

Angin menerpa wajahku dengan ganasnya, rambutku yang sengaja ku gerai sudah tidak serapih satu jam yang lalu saat aku baru saja naik ketempat ini, angin laut Noberic seperti sedang menunjukkan kekuatannya, dan mengatakan “kalau saja Tuhan tidak berpuasa, aku bisa saja meluluh lantahkan kota kecil ini. sayangnya Tuhan sangat menyayangi manusia disini, hingga Tuhan tetap berpuasa untuk tidak menyuruhku meluluh lantahkan isi kota ini”.

Tingkah dua remaja putri dihadapanku semakin menjadi, tangan si tomboy makin berani menggerayangi cewek feminim. Mereka duduk semakin merosot dari kursi, sepertinya mereka tau orang disekitar sini memperhatikan mereka. Tiba-tiba seorang bapak berpakaian casual menghampiri mereka, menggebrak meja dengan umpatan-umpatan yang jebol dari mulutnya. Hampir semua mata tertuju pada meja no 04, ada yang menghendaki si bapak bertindak, ada juga yang tidak setuju dan mengumpat dibelakang. Sedangkan aku hanya diam, sama seperti banyak orang lainnya. Tidak peduli.

Sepasang kekasih yang bertengkar tadi, dimana mereka. Oh mungkin mereka keluar tempat ini saat mataku memperhatikan adegan bapak tadi. Sungguh, ini seperti FTV-FTV pagi, seperti mengada-ada. Atau jangan-jangan mereka memang terinspirasi dari peran yang di mainkan idola mereka di FTV??? Hahahaha, entahlah.


Aku melirik jam ditanganku, sudah hampir jam tiga sore rupanya. Lebih baik aku pulang dan mengistirahatkan tubuhku, benar-benar istirahat.

Cinta Bukan Tidak Tepat Waktu

Sepertinya panggung teater belum pindah tahtanya. masih dihadapanku. tepat didepanku. tidak menyerong kanan maupun kiri. ya tepat lurus didepanku dan ami, teman tidur sekian bulan ini selama aku di tanah perantauan. Sejak masuk ruangan pertunjukan dan siap menyimak pementasan dengan duduk bersilah di lantai gedung yang cukup luas ini,  aku sudah dimanjakan dengan set artistik yang menurutku sederhana tapi kaya makna, setiap benda diatas panggung seperti memiliki nyawa masing-masing. Ya, seperti penonton yang dapat dikatakan tidak sedikit ini, memiliki nyawa masing-masing, raga masing-masing, dan rasa masing-masing.

Seorang announcer keluar dari balik sayap panggung dengan yakin, memberikan sambutan selamat datang sambil membacakan sinopsis dari naskah “Sulandana Sulasih” yang akan di pentaskan beberapa saat lagi. Setelah sang pembawa kabar mengkode bahwa pementasan akan segera dimulai dengan mengucapkan “Selamat Menyaksikan..!!” lampu diruangan tiba-tiba padam, hanya lampu panggung yang tetap menyala, itupun hanya lampu adegan opening berwarna hijau dan merah di sudut kanan panggung.

Ami yang duduk dibarisan depanku menggeser duduknya kesebelahku, dia membisikkan sesuatu padaku, yang ku dengar “lama-lama mataku iritasi duduk disini”. Entah benar seperti itu atau bukan yang ia bisikan padaku, suaranya samar-samar ku dengar karena beriringan dengan suara musik gamelan dari pertunjukan teater yang sedang kami saksikan. Aku dibuat bingung oleh sikapnya, tapi “aahhh, nanti juga dia akan cerita kenapa” pikirku saat itu, dan aku kembali fokus pada pertunjukkan.

Sudah beberapa adegan yang kami saksikan, hingga pada dialog pemain yang membuatku terenyuh. Dewi Rantamsari mengatakan “Sulasih, aku tau cintamu begitu besar pada Sulandana anakku. Aku berjanji akan mempertemukan kau dengannya asalkan kau tetap menjadi Lengger (Penari yang suci, budaya Jawa tengah), karena Lengger yang akan mempertemukan kamu dengan Sulandana. aku  tidak peduli dengan Bahurekso ayahnya. Sekuat dia tidak menyetujui hubungan kalian, sekuat itu pula aku akan mempertahankan hubungan kalian”, begitu kira-kira dialognya. Cinta memang akan tepat datangnya, aku percaya cinta tak pernah (ingin) telat. Cinta bukan tidak tepat hanya saja kita yang membuat cinta tidak tepat. Cinta bukan tidak tepat waktu, tapi dia hanya tersesat saat ingin menemui kita demi mencari jalan yang lebih cepat menuju kita. Percayalah, cinta bukan tidak tepat waktu hanya saja mungkin kamu yang masih terjebak di detik cinta masalalu. Ya, cinta bukan tidak tepat waktu, mungkin dia terjebak hujan hujan kegelisahanmu, tenanglah biar segera terang dan dia akan datang padamu.

Tiba-tiba Ami menyenggol lengan kanan ku “mbak, lihat..!”, matanya menuju ke arah penonton yang duduknya agak depan, sebelah kanan panggung, lumayan jauh dari tempat kita duduk. Ada dua pasang laki-laki dan perempuan, yang laki-laki aku jelas tau betul siapa dia, dia Tedy yang sering Ami ceritakan padaku menjelang tidurnya beberapa kali. Tapi, tunggu. Siapa perempuan disebelahnya? Asing.

Pertunjukkan sudah berjalan setengahnya, banyak adegan yang membuat penonton tertawa terpingkal, termasuk aku. Tapi melihat perempuan disebelahku rasanya aneh, dia diam saja. Aku tanyapun dia hanya menjawab sekenannya. Mungkin dia cemburu atau sedang menata hatinya fikirku. Sesekali pandangannya ia belokkan ke arah depan kanan tempat duduk kita, siapa lagi yang bukan ia lihat kalo bukan lelaki itu. ku lihat mata mereka saling bertatapan dari kejauhan, si lelaki seperti mencari celah memandang perempuan disebelahku dari balik bahu perempuan disampingnya.

“menyebalkan, dasar laki-laki. Bisanya bawa terbang cewe sejauh mungkin dan setelah jauh, saat perempuan sudah menikmati penerbangannya, akan dengan tiba-tiba dia menghempaskan perempuan ke bumi..” aku hanya menggerutu dalam hati. Tedy memang berhak jalan dngan siapapu, tapi mbok ya sedikit saja masa tidak mengerti posisi Ami yang baru ditinggalkannya du bulan lalu. hati Ami masih sangat rapuh dengan segala hal tentang Tedy. ya rapuh yang ia bungkus dengan sok ketegarannya.

Ku lihat Tedy ikut terbahak melihat pertunjukkan, begitupun perempuan berjilbab disampingnya. Sesekali si perempuan memukul kecil bahu Tedy sambil tertawa dan kemudian menenggelamkan mukanya dibahu Tedy. Perempuan itu pasti nyaman disebelah Tedy, ya ayng ak tahu Tedy memang tipe lelaki yang sangat enak di ajak bicara, wawasannya luas dan guyon nya tidak garing. Pantas jika Ami pernah benar-benar menganggapnya adalah pilihan terakhir untuk hidupnya.

Makin lama Ami makin sering melihat ke arah dua sejoli yang asik tertawa melihat pertunjukkan, air mukanya sangat menyiratkan isi hatinya, matanya tiba-tiba layu. Sekarang aku tahu pasti bahwa Ami-ku sedang cemburu. Bayangannya kembali pada tahun-tahun dimana dia juga melakukan hal yang sama seperti perempuan disebelah Tedy. Menyaksikan pertunjukkan teater bareng sambil menceritakan adegan-adegan yang membuat terkesan, entah itu lucu, senang, sedih atau bahkan adegan-adegan yang tidak disangka. Aku yang menatapnya tak tega, aku pernah ada diposisi itu, sangat menyakitkan. Darah seperti sedang dibakar dan membuat desirannya semakin deras menuju saraf terkecil dikepala. Beberapa kali aku menepuk pundak Ami untuk menyadarkan lamunannya yang dibawa Tedy.

Ki Bahurekso mengeluarkan kerisnya dengan mengatakan “sulandana, sampai kapan pun aku tidak akan menyetujui hubunganmu dengan Sulasih, karena Sulasih adalah Anakku..!!!”. kalimat terakhir dibarengi denga hunusan keris Bahurekso pada Sulasih. Kemudian gelap.

Satu jam sepuluh menit, seluruh lamu di ruangan kembali dinyalakan, pertunjukkan akhirnya selesai. Seperti biasa, setelah tokoh tidak lagi menjadi satu dengan pemain, penonton dan tim produksi mengadakan obrolan-obrolan ringan tentang pementasa. Annoncer yang tadi membuka acara keluar lagi dan menjadi moderator di acara tersebut. Aku, Ami, Tedy, perempuan disamping Tedy dan beberapa penonton lainnya masih berada di ruangan untuk ngobar (NGObrolBareng).

Ku lihat mata Ami sangat sembab, sepertinya dia menangis saat tak ada cahaya yang menyorot ke wajahnya. Ya, aku tahu betapa sakit rasanya diposisi itu. sakit sekali.

“perempuan tadi siapa?” ku beranikan menanyakan hal itu pada Ami setelah ku lihat dia mulai sedikit tenang. “perempuan itu istri mas Tedy mbak...” jawab Ami tegar sambil tersenyum. Tidak lama dia menenggelamkan wajahnya di pundakku, ku lihat bahunya naik turun tidak beraturan. Dia menangis (lagi). Terlalu banyak orang diruangan ini, tidak ada yang memperhatikan kita sepertinya, syukurlah.


Seperti yang dikatakan oleh ibu Sulandana, “Cinta Akan Datang Karena Lengger”. Bukan karena Lengger menurutku, tapi karena cinta itu sendiri. 

Selasa, 16 April 2013

Sajak Malam


Izinkan Aku Mencintaimu “walau” Sebatas Senja

Ada ruang-ruang kosong yang sebelumnya telah ku persiapkan untukmu
Tak seorangpun ku biarkan mengetuk, apalagi masuk
Ku bersihkan dan ku rapihkan setiap aku ingat ini tempat untukmu
Dan tanpa kau pernah tau, kau ku ingat setiap waktu seperti detak dibalik rusuk

Aku masih disini dengan segala nestapa karena mencintaimu
Andai, ya andai saja hatimu tak sekeras batu untuk ku hancurkan
Aku akan percaya pada mungkin, mungkin kau bisa menjadi sandaran saat aku lesu
Apalah artinya mungkin saat ini, jika kau tetap diam saat tau cintamu telah membutakan

Aku sadar betul sedang bermimpi
Tapi entah dari mana datangnya, ada  kekuatan yang memaksa tetap menikmati buainya

Kau sosok terendah namun terindah, terbejat namun terhebat
Parasmu tak rupawan, tingkahmu tak seperti punakawan, kau juga tidak dermawan
Entah karena apa, yang  jelas ruang disini kusiapkan untukmu bukan karena keadaan
Ada rasa yang merasa telah kau ikat dengan  jerat

Atas dasar apa, akupun tak tau
Kau memperlakukanku menjadi lebih dari indah
Membuatku seperti gadis usia belasan yang baru mengenal artinya cinta
Aku menganggapmu sumur zam-zam ditengah panasnya gurun sahara
Laksana kurma diantara biji-biji mahoni, sangat manis
Setelah semua yang terasa mulai jauh melampaui kekuatanku
Barulah aku tau telah ada bidadari yang memang telah Tuhan persiakan untukmu
Dan bidadari itu bukan  seseorang yang menyiapkan ruang khusus untukmu
Dia jauh lebih indah, dan aku terpekur malu atas runtuhnya kekuatan ku dihadapanmu

Ya, akhirnya akupun harus membuka mataku dari mimpi
Cintaku hanya harus bertahan sebatas senja, sudahi
Aku tak ingin terlalu larut dengan imajinasi-imajinasi yang membuatku semakin tolol
Aku cukup mencintaimu kemarin, sebatas senja
Hidupku untuk detik ini dan esok

Esok, saat aku masih bisa menemui senja sebelum malam
Disitulah saat aku akan mengingat dan mengenangmu sebagai penghias senja terindah
Lebih indah dari burung-burung yang pulang melewati senja
Atau suara sirine kereta di saat-saat senja

Ku putuskan berhenti mencintaimu dihari esok
Menghilang dari peredaran kehidupan dan mu dan dia
Tapi biarkan aku tetap menikmati cintamu disetiap senja
Sebelum akhirnya aku akan kembali ke peraduan mimpiku
Sebentar saja.................................................................

Sabtu, 09 Februari 2013

Untuk Lelaki Terhebat


Bah,
Aku sungguh sangat mencintaimu
Tapi seolah sekarang ada tembok yang memisahkan kita
Tembok itu sangat tinggi, besar, kokoh, dan sangat kuat
Sekali pernah aku coba akan menghancurkannya
Tapi seseorang disampingku melarang
Dia takut aku terluka saat mulai menghancurkan tembok itu
Dia takut mengganggu kenyamananmu dibalik tembok besar itu
Mungkin karena dia sangat mencintaimu dan aku

Bah,
Aku merindukanmu, merindukan sepuluh tahun lalu
Saat kau utuh hanya menjadi ayahku, ayah adikku
Aku rindu .........

Meskipun kau selalu ada, tapi tetap seperti ada yang hilang
Aku tidak lagi bisa bebas kapan menemuimu
Aku terhalang oleh yang lebih dekat denganmu
Sungguh, demi apapun aku merindukanmu, sangat
Aku hampir lupa rasanya dipeluk oleh seperti dulu
Bahkan tidak lagi ada usapan dikepala sekian lama ini
Aku merindukannya, sangat...

Pertanyaanku, seperti ini karena aku kau anggap dewasa
Atau karena ada yang lebih dekat denganmu??

Rindu itu semakin membuncah ketika aku pulang dan tidak menemuinya
Bahkan aku baru tau abah sakit saat aku akan kembali kekota tempatku belajar
Sekarang sudah lebih dari satu minggu abah sakit, tak kunjung sembuh
Tapi aku belum sekalipun melihatnya, aku terhalang

Bah,
Aku ingin bisa merawat abah saat abah sakit seperti ini
Aku ingin aku yang abah cari saat abah membutuhkan seseorang
Aku ingin selalu jadi yang abah cari
Aku hanya ingin bisa menjaga abah

Jika abah butuh penopang saat tak mampu lagi berjalan
Pakailah tubuhku untuk menopangmu
Aku siap selalu disamping abah untuk membantu abah berjalan
Jika abah butuh tangan untuk membersihkan tubuh abah dari najis
Pakailah tanganku, aku siap  untuk membersihkannya
Jangan khawatirkan aku akan jijik
Abah jugakan pernah melakukan ini untukku waktu aku belum mampu
Jika abah menginginkan sesuatu dan abah tidak mampu
Katakan padaku apa yang abah mau
Aku akan melakukan apapun selagi aku mampu

Bah,
Jangan pernah merasa aku jauh
Aku akan datang jika kau memanggilku
Jangan merasa permintaanmu akan merepotkan aku
Aku akan siap jika kau membutuhkanku
Jangan pedulikan tembok besar yang menghalangi kita
Aku mungkin tidak bisa menghancurkannya
Tapi aku bisa memanjatnya dengan segala daya upayaku
Atau aku akan memutar jalan untuk menemuimu dibalik tembok itu
Itu semua akan aku lakukan jika memang abah memintaku untuk melakukannya

Aku sangat mencintaimu, sangat
Tolong katakan padaku apalagi yang mesti aku lakukan untuk senyummu
Kita sudah terlalu lama tidak duduk bersama menghabiskan waktu
Aku tidak bisa begitu dalam memahami mu, katakan saja bah, katakan.



Do’a ku untuk lelaki terhebatku ...
Syafakallah syifaan ajilan, syifaan la yughadiru ba’dahu saqaman
Sehatkan abahku ya Rabb, tak tega aku melihatnya
Aku hanya takut hal-hal yang tidak aku inginkan terjadi sekarang
Aku ingin abah yang menjadi wali nikahku
Abah bisa melihat cucu-cucunya dariku
Ingin abah bisa melihat kebahagiaanku dan keluargaku nanti
Itu saja ya Rabb, sehatkan beliau sampai semua inginku tercapai
Dia lelaki terhebatku...