Kamis, 01 November 2012

SEPASANG BOLA MATA


perempuan yang duduk tidak jauh dari teritorialku terdiam sinis dengan menikmati keangkuhannya, aku yang tau kedatanganku tidak diharapkan olehnya mencoba tetap bersikap "baik-baik saja". berjalan tiga detik dihadapannya seperti perjalanan terlama yang pernah aku lalui, semua terasa slowmotion. hingga ku satukan bokong dengan kursi  SEPASANG BOLA MATA perempuan berparas cantik itu terus menguntit tiap gerakan yang ku lakukan. tajam, pandangannya hampir melumpuhkan keyakinan "baik-baik saja" ku. ku sempatkan sejenak mendinginkan gumpalan darah yang mulai mendidih dibalik tulang rusukku karena tingkahnya, tapi tatapannya tak juga usai dan semakin tajam. mimik tidak biasa yang ia tunjukkan padaku seperti sedang menghakimi setiap usahaku untuk tenang. ada apa dengan perempuan keturunan bangsawan itu? SEPASANG BOLA MATA yang tak biasa seringkali ia tujukan pada aku.

tidak kah kau bisa utarakan saja maksud bahasa mata cantik mu itu nona angkuh keturunan bangsawan? tidak merasakah aku MUAK dengan apa yang kau lakukan itu?